Tren Green Building di
Taiwan
Perubahan
iklim yang dampaknya mengancam seluruh sektor pendukung kehidupan warga bumi
membuat tidak sedikit dari mereka yang tanggap dan sadar diri untuk mengurangi
kegiatan yang menjadi faktor utama penyebab perubahan iklim. Salah satu bukti
adalah adanya kegiatan ataupun usaha go green. Kegiatan go green ini meliputi banyak
hal salah satunya adalah green building (bangunan ramah lingkungan). Green
building adalah bangunan yang memiliki konsep desain utama, bahan bangunan,
sistem bangunan, dan standar sistem operasional yang berkelanjutan. Lebih
lanjut prinsip dasar semua definisi green building adalah sustainability
dan high performance in the built environment.
Green
building telah banyak dilakukan di beberapa negara, di negara asia yang banyak
menyuguhkan karyanya adalah Taiwan. Presiden Taiwan Ma Ying-Jeou termasuk yang
concern dan peduli dengan isu perubahan iklim. Keinginan terbesar presiden Ma
Ying-Jeou adalah menyulap semua gedung di Taiwan menjadi green building. Tata
bangunan dan kebutuhan energi dari gedung ini wajib menghitung aspek lingkungan
hidup, seperti hemat energi, hemat listrik, hemat air, pemilahan sampah sampai
4 macam, recycle water treatment, landscape atau taman-taman pohon hidup.
Pembuktiannya terlihat dari berbagai sudut bangunan, di airport, di gedung yang
sedang dibangun, di sepanjang pedestrian, selalu ditemukan dinding berbunga.
Dinding dengan kemiringan 90 derajat pun, dilapisi bunga hijau sebagai anti
oksidan, dan menyulap menjadi area taman. Dan beberapa green building yang
terkenal di Taiwan antara lain:
1.
Taipe
101
Menara 101 atau Gedung Taipei World Financial Center yang
terdiri dari 101 lantai dengan ketinggian 508 meter atau 1,667 kaki. Bangunan
yang didesain oleh C.Y. Lee & Partners, dan dibangun konstruksinya oleh
KTRT Joint Venture and Samsung C&T berbentuk seperti pohon bambu yang memiliki sendi di
setiap delapan lantai. Gedung ini juga mirip bangunan pagoda di Jepang, atau
menara di kuil-kuil Tiongkok. Arti dari menara ini adalah sebatang bambu yang
mencapai langit dan menghubungkan antara bumi dan surga.
Gedung yang terletak di Distrik Xinyi, Taipei pada bulan
Juli 2011 telah ditetapkan sebagai “The World Tallest Green Building” oleh LEED (Leadership in Energy and Environmental
Design Platinum). Hal ini terbukti dari suksesnya Taipe 101 dalam menggunakan
20-30 persen air dengan cara diolah ulang menjadi air bersih dan dipakai
kembali. Tidak semua air yang sudah terpakai dibuang menjadi air kotor. Tentu,
proses ini menjadi lebih mahal, tetapi kebijakan ini sudah diimplementasikan
secara merata di Taiwan. Selain itu penggunaan pendingin gedung dilakukan
dengan medinginkan air hujan yang telah ditampung dan mengalirkan hawa
dinginnya ke seluruh penjuru gedung. Ada 11 lantai di gedung yang menjadi unit
penanganan udara yang menyediakan pendingin udara ke seluruh bangunan. Unit ini
memonitor tingkat CO2 di udara, dan ketika sampai di tinggi
tertentu, unit akan menarik udara dari luar gedung untuk menurunkan kadar CO2.
Taipei 101 juga memiliki dinding tirai kaca biru-hijau yang ganda, dinding ini
bisa menampung panas dan memberikan perlindungan dari sinar UV. Oleh karena itu
Taipe 101 merupakan gedung yang dapat mereduksi 3.000 emisi CO2 dan
10 persen penggunaan air, limbah, dan listrik per tahun.
Sisi menarik lain dari gedung 101 itu, adalah pendulum
raksasa anti gempa berbentuk bola yang digantung di satu puncak lantai atas
diantara lantai 87 dan 92. Pendulum raksasa itu berfungsi sebagai stabilisator
saat terjadi gempa terbukti pada tahun 2002 saat terjadi gempa dengan kekuatan
6,8 skala richter, maupun tiupan keras angin taifun dengan kecepatan sampai 60
m/s. Hal ini dilakukan kareana Taiwan termasuk negara dengan jalur bahaya gempa
bumi dan angin tornado (taifun). Karena itu, Pemerintahan Ma Ying-Jeou ketat
melakukan peraturan pembatasan tinggi apartemen atau gedung pencakar langit.
2. EcoARK
Exhibition Hall Taiwan
Sisi luar dan dalam bangunan
EcoARK Exhibition Hall Taiwan
adalah gedung yang dibangun dari 1,5 juta botol plastik bekas. Gedung ini
dibangun atas sokongan dari perusahaan Far Eastern Group, dan untuk menyambut
ulang tahun perusahaan yang ke 60. Karena fisi yang diusung oleh perusahaan
pada ulang tahun yang ke 60 adalah sustainability maka diputuskan untuk
membangun gedung yang memiliki jejak karbon terendah. Arthur Huang, Pengembang
Energi Daur Ulang Miniwiz Ltd, mengatakan bahwa inspirasi membangun gedung
dengan botol plastik ini datang ketika Arthur dan timnya berpikir mengenai
jenis sampah yang memiliki jejak karbon terendah dan bisa digunakan untuk
membuat bangunan ramah lingkungan, dan akhirnya mereka tersadar saat melihat
tempat sampah dan hampir seluruh sampah di kantor mereka adalah botol plastik
PET (polyethylene terephthalate), karena mereka suka minum teh botol plastik. Selain
itu perusahaan Far Eastern juga merupakan perusahaan daur ulang botol plastik
PET untuk kain pakaian olah raga.
Bagian bawah botol plastik yang berbentuk Polli-brick
Gedung 3 lantai ini memiliki dinding yang tersusun dari
polli-brick yang terbuat dari botol PET bekas. Polli-brick ini dibuat dari
botol plastik bekas yang sebelumnya telah dipilah, dibersihkan dan diproses
menjadi biji plastik yang selanjutnya dibuat Polli-brick.
Dengan menggunakan Polli-brick menciptakan bentuk saling mengait dan mengunci (interlocking) serupa susunan geometris pada sarang lebah
madu. Bentuk Polli-brick ini saling mengikat kuat sehingga memiliki daya tahan
terhadap angin taifun dan gempa bumi. Polli-brick ini dapat menahan angin taifun
dengan kecepatan 130 km/jam.
Bangunan berdimensi panjang 130 meter dan tinggi 26 meter
ini dibangun selama tiga tahun. Pada bulan November tahun 2011 lalu digunakan
untuk pameran tanaman Taipei International Flora Expo, kini berfungsi sebagai
amphitheater dan ruang pamer/museum. Bangunan ini memiliki ‘layar’ air yang
berfungsi mendinginkan ruang yang terbentuk dari air hujan bila musim hujan
tiba. Selain itu pendinginan ruangan juga diatur dari arah bangunan yang
menghadap datangnya angin. Angin akan masuk ke celah bawah bangunan yang
sengaja dibuat miring dan selanjutnya dialirkan ke seluruh ruangan. Ketika
musim dingin, pada siang hari dinding bangunan yang terdiri dari jutaan botol
plastik menyaring cahaya alami untuk masuk ke dalam bangunan dan menghangatkan
ruangan, ini karena sifat botol plastik yang bisa tembus cahaya. Penghematan
energi lain ditunjukkan dengan dinding bangunan yang bisa menyala dalam malam
hari karena adanya 40.000 lampu LED (Light Efficien Diode) hemat energi yang
tekandung didalam dinding Polli-brick. Energi listrik yang digunakan berasal
dari energi matahari dan angin.
3.
Stadion Kaohsiung
National Stadium Kaohsiung Taiwan adalah
stadium olahraga yang awalnya dibangun khusus untuk penyelenggaraan World Games
2009. Bangunan ini dirancang oleh arsitek Jepang Toyo Ito dengan desain
struktur unik yang di inspirasi dari aliran sungai yang dinamis. Tidak hanya
terinspirasi dari alam, tetapi juga dibangun berdasarkan kegunaannya untuk
konservasi alam.
Bangunan semi-spiral ini didesain dengan atap terbuka untuk
menjadi ventilasi udara yang hemat energi tanpa menggunakan pendingin ruangan.
Selain itu bangunan ini juga memiliki panel surya di atas atapnya sebagai
sumber energi. National Kaohsiung World Stadium di Taiwan merupakan stadium
pertama di dunia yang 100% menggunakan tenaga surya untuk seluruh kebutuhan di
stadium.
Dari 8.844 panel surya yang terpasang bisa menghasilkan
energi listirk sebesar 1,14 juta gigawatt jam per tahun, hal ini bisa
mengurangi emisi karbondioksida sampai 660 ton per tahun. Daya panel surya ini
cukup untuk menyalakan sekitar 3.300 lampu dan 2 buah TV ukuran raksasa. Pada
cuaca yang cukup panas pasokan listrik yang dihasilkan akan melebihi kapasitas
yang dibutuhkan, sehingga kelebihan pasokan listrik tersebut dapat dijual ke
jaringan listrik umum di kota Kaihlung. Tidak heran jika gedung ini
menjadi bangunan pertama di Taiwan yang berhasil mencapai 9 persyaratan gedung ramah
lingkungan.
Stadion Utama Kaohsiung dibangun dengan menggunakan bahan
yang 100 persen dapat digunakan kembali (resueable). Stadion Utama Kaohsiung
yang berkapasitas tempat duduk 40.000 -bisa dikembangkan menjadi 55.000 tempat
duduk- selain dibangun sebagai tempat olahraga, juga dimaksudkan sebagai pusat
budaya.
4.
Taipe Public Library
Taipei Public Library terletak di Beito memiliki
karakteristik yang berbeda dengan perpustakaan pada umumnya. Perpustakaan ini
secara keseluruhan terbuat dari kayu yang diimpor dari Amerika Utara, karena
peraturan di Taiwan yang melarang pemotongan kayu, dan terkenal dengan Taiwan’s
greenest building dengan konsep berfokus pada EEWH (Ecology, Energy saving,
Waste reduction and Health). Konsep
bangunan yang sangat ramah lingkungan dapat terlihat dari atap bangunan yang
dibuat miring untuk menampung air hujan yang dapat didaur ulang kemudian
digunakan untuk menyiram tumbuhan dan pasokan air untuk toilet. Salah satu sisi
atap juga menggunakan Photovoltaic cell yang berfungsi menyimpan arus
listrik dari sinar matahari untuk digunakan sebagai penarangan. Sistem
monitor Photovoltaic cell diletakkan
di bagian jendela pada lantai pertama agar mempermudah pengecekan energi
yang dihasilkan melalui solar panel pada bagian atap bangunan. Sedangkan pada
sisi lain atap memiliki lapisan tanah setebal 20 cm yang berfungsi untuk
menyekat temperatur, sehingga pada musim dingin cuaca di dalam tetap stabil dan
pada musim panas dedaunan menghalangi suhu panas masuk ke bagian dalam. Serambi bagian luar dibuat dengan jendela
yang lebar dilengkapi terali yang berfungsi untuk mengurangi temperatur udara
serta mengurangi konsumsi energi secara berlebihan. Karena jendela dengan kaca
yang lebar membuat suasana di dalam perpustakaan terlihat terang. Di bagian
luar perpustakaan terdapat taman kecil yang ditumbuhi pohon-pohon tinggi,
sehingga cuaca panaspun terasa sangat nyaman. (Dari berbagai sumber)